Dari Kesadaran Diri dan Hobi, Hingga Menjadi Inspirasi Usaha yang Berdaya Saing

Februari 09, 2020


Inspirasi yang berawal dari hobi
Motivasi yang berasal dari kesadaran diri
Dengan pasar rakyat, para pejuang UKM pun merajut mimpi
Hingga dukungan Pemerintah DIY tanpa henti


Sore itu, kota Yogyakarta bertemankan gerimis dan langit mendung. Biarpun cuaca hari ini tidak bersahabat, tetapi tidak memupuskan semangat saya untuk berkunjung ke Pasar Rakyat sore tersebut sekedar melihat apa saja yang dihadirkan oleh event ini. Sesampainya disana, kami disambut dengan pergelaran kesenian tradisional. Antusias pengunjung pun nampaknya tersedot untuk menyaksikan dahulu pertunjukan tersebut. Pemerintah DIY nampaknya sudah mempersiapkan untuk memanjakan pengunjung yang datang tidak hanya dengan pameran produk UKM yang ada, tetapi juga dengan berbagai macam acara dan pertunjukan yang ditampilkan. Seiring dengan UKM di Daerah Istimewa Yogyakarta yang semakin bertumbuh setiap tahunnya, maka Pemerintah DIY pun senantiasa melakukan pembinaan sebagai dukungan UKM yang ada untuk terus berkembang. Belum lagi dengan adanya efek dari Revolusi Industri 4.0 ini tentunya menuntut para pelaku usaha UKM untuk bisa beradaptasi dengan perubahan dan terus melakukan inovasi. Tentu saja, hal tersebut harus didukung oleh Pemerintah. Salah satu bentuk dukungan dari Pemerintah DIY terhadap UKM adalah dengan adanya acara Pameran UKM Pasar Rakyat yang dilaksanakan di Alun-alun Swandanan Pakualaman. Pasar Rakyat ini adalah pameran produk lokal UKM yang merupakan binaan Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta. Tentunya produk yang dihadirkan bervariatif mulai dari aksesoris, kerajinan kulit, batik, jumputan, ecoprint, shibori, olahan iklan, bawang hitam, kopi, teh, puding, tahu bakso, aneka minuman dan produk lainnya. Sayangnya, tidak banyak produk yang dipamerkan yang bisa saya lihat dikarenakan cuaca yang kurang mendukung dan banyak produk yang tidak memungkinkan untuk didisplay.
Pertunjukan kesenian tradisional menjadi salah satu bagian acara dari Pameran UKM Pasar Rakyat 7-9 Februari 2020

Pameran UKM Pasar Rakyat


Hobi Jadi Inspirasi, Kesadaran Diri Menjadi Motivasi untuk Berkreasi

Berhubung sore itu sudah banyak stand yang tidak mendisplay produknya, akhirnya saya mampir ke stand Ecoprint milik Mbak Ina. ini kali pertama saya menyentuh produk Ecoprint dan berbincang langsung dengan salah satu pegiat Ecoprint itu sendiri. Sebelumnya, saya pikir Ecoprint dan batik itu sama. 

Mbak Ina yang ramah mengenalkan brand INALU, produk fashion  Ecoprint miliknya. Bicara soal Ecoprint Ecoprint sendiri adalah teknik untuk memberi pola pada kain dengan menggunakan bahan-bahan alami, seperti: dedaunan, bunga, dan batang. uniknya , kain yang digunakan pun berasal dari serat bahan alami. Selain kreatif dan unik, produk Ecoprint ini juga lebih ramah lingkungan. Nampaknya dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk lebih peduli dengan alam, produk Ecoprint ini pun semakin digemari, terbukti dengan pameran UKM kali ini diikuti oleh beberapa stand. Dan tentu saja hal tersebut menarik perhatian saya untuk melihat lebih dekat tentang Ecoprint.
Produk Ecoprint dari brand Inalu


Rasanya setiap orang pasti akan selalu ada cerita dibalik usahanya, salah satunya mbak Ina yang saya temui. Sore itu hujan gerimis mengguyur Yogyakarta, sehingga saya pun berteduh di booth Inalu ini. Tentunya, saya pun penasaran bagaimana seorang Mbak Ina bisa tertarik dengan trend adi busana ini. “Awalnya saya dulu sakit mbak. Dan dalam kondisi saya tersebut, saya sadar dan harus mengubah pola hidup saya menjadi lebih baik dan sehat.” begitu kurang lebih salah satu alasan Mbak Ina memulai Ecoprint ini. Di dalam usaha beliau mengubah pola hidupnya inilah, beliau menemukan Ecoprint. “Ecoprint itu semuanya menggunakan bahan alami, jadi hal ini tentu saja baik buat diri kita sendiri maupun sekitar kita”, beliau menambahkan poin lainnya. “Mungkin kalau saya tidak sakit, saya tidak akan mengenal dan mencoba Ecoprint ini”, pungkasnya. Dari mata beliau saya melihat semangat dan diri yang terus termotivasi untuk terus berkarya dan menginspirasi banyak orang. Tidak ada alasan untuk malas, apalagi berhenti berkaya, biarpun ada masalah besar yang kita hadapi. Mbak Ina sendiri sudah memulai Ecoprint ini sejak tahun 2018 dan saat ini beliau sudah sering mengikuti banyak pameran dan workshop untuk berbagi cerita, ilmu tentang Ecoprint dan tentunya untuk memotivasi banyak orang untuk terus berkreasi. Untuk penjualan produk Ecoprint ini juga banyak digemari, beliau menjualnya secara online dan offline. Untuk offline, salah satu sarana yang beliau manfaatkan adalah melalui Pameran UKM seperti yang diadakan oleh Pemerintah DIY ini. Rasanya setelah bertemu dengan beliau sore tersebut, saya malu dengan diri sendiri yang kadang mengeluh dan kurang memotivasi diri untuk terus berekspresi. Lewat Inalu, mbak Ina membuktikan sebuah kesadaran diri bisa menjadi motivasi untuk diri sendiri dan orang lain untuk berkarya dan menghasilkan produk berdaya saing. Semoga mbak Ina dan Brand Inalu tersebut semakin sukses.
Bersama Mbak Ina pemilik Inalu


Hal berkesan lainnya adalah Mbak Ina mengenalkan saya dengan produk Ecoprint milik Ibu Ratmiyatik, yang standnya berada di sebelah Inalu. Rupanya para pegiat UKM ini saling mendukung satu dengan lainnya. Berbeda dengan Ibu Ratmiyatik, beliau memiliki Brand Shibori Hatie. Sebelumnya Ibu Ratmiyatik memulai dengan usaha menjahit di rumah, kemudian mencoba shibori, dan kemudian jatuh cinta dengan Ecoprint. Alasan beliau memulai Ecoprint adalah karena berawal dari hobi beliau bermain warna. Bu Ratmiyatik ini memulai Ecoprint di tahun 2017 dengan mengikuti workshop dan terus berkarya hingga saat ini. Sama dengan mbak Ina, Shibori Hartie milik bu Ratmiyatik dipasarkan secara online dan offline. Dari hobi hingga menjadi inspirasi untuk berkreasi, begitulah hal yang bisa saya dapatkan dari Ibu Ratmiyatik.
Bersama Ibu Ratmiyatik pemilik Shibori Hatie, saya pun tertarik membeli salah satu produk karya beliau
Produk Ecoprint yang berhasil memikat hati saya


Rasanya tidak lengkap, jika saya hanya berkunjung ke stand Ecoprint, akhirnya kaki saya mampir ke booth aksesoris (awalnya karena pemilik usaha ini sangat ramah, bahkan dari kejauhan sudah memanggil saya untuk mampir). Booth ini menjual berbagai variasi bros hijab yang merupakan hasil karya sendiri. Selain bentuk dari bros yang dijual menarik, harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 1.000,-. Sore ini begitu bermanfaat, karena saya bisa mendapat pelajaran berharga dan melihat banyak hal.
beberapa bros akhirnya berhasil aya pinang



Tentunya kegiatan milik Pemerintah ini sangat bagus dan alangkah baiknya dilaksanakan secara konsisten. Dan agar tidak terhalang cuaca, alangkah lebih nyaman jika bisa dilaksanakan indoor. Menurut saya, pengunjung dan pemilik usaha akan bisa lebih nyaman tanpa terhalang cuaca. Belum lagi karena acara ini gratis, akan lebih banyak lagi pengunjung yang datang untuk meramaikan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah DIY. Harapan saya, semoga kegiatan seperti ini kan terus dilaksanakan dan semakin digemari masyarakat sebagai salah satu upaya mengapresiasi produk lokal UKM yang ada. 




************



*) Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Pameran Produk Lokal UKM “Pasar Rakyat” yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM D.I. Yogyakarta pada tanggal 7-9 Februari 2020 di Alun-alun Sewandanan Pakualaman.

You Might Also Like

2 komentar

  1. waaah menarik deh stand ecoprint-nya! semoga pemerintah bs sering2 bikin acara kayak gini tapi dengan versi lebih polished supaya lebih menarik pengunjung :D

    BalasHapus
  2. Waah, produknya cantik-cantik, Mbak. Selain menggerakkan ekonomi dan membangkitkan kreativitas, kayaknya ada misi cinta lingkungannya juga, ya.

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca tulisan di blog ini. Silahkan beri komentar ataupun kritik yang membangun supaya tulisan saya menjadi lebih baik

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe