Istri Cerdas Mampu Atasi Diare dengan Entrostop, Say Bye to Diare!
Maret 31, 2018
Diare
adalah penyakit yang umum terjadi di masyarakat, terdengar sepele tapi
berbahaya jika dibiarkan dan tidak diatasi dengan tepat dan benar. Sebagai
istri cerdas dan agen keluarga sehat Indonesia, memilihkan terapi dan
menyediakan obat antidiare seperti Entrostop sebagai salah satu pengobatan adalah langkah yang tepat dan benar.
*****************************************
Diare adalah penyakit
yang terkesan sepele, tapi jika dibiarkan bisa menyebabkan kematian. Siapa sih
yang tidak pernah mengalami diare? Saya rasa semua orang pasti pernah mengalami
diare, dengan skala keparahan yang berbeda dan penyebab diare yang berbeda
pula. Hal yang paling tidak menyenangkan dari diare adalah rasa tidak nyaman di
perut, harus bolak-balik ke kamar mandi, hingga rasa lemas. Sebagai seorang
istri, saya harus menyediakan pertolongan pertama bagi diare biarpun terkesan
‘sepele’.
Penyakit diare ini
masih merupakan masalah di Negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Buku
Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI tahun 2011, diare adalah
suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali sehari atau lebih) dalam satu hari. Angka diare juga bisa ditekan dengan
adanya pengetahuan dalam perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Diare adalah
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, ditandai dengan
meningkatnya angka kejadian dari tahun ke tahun. Hasil survey dari Subdit Diare
Departemen Kesehatan RI, angka kesakitan diare pada semua umur tahun 2000
adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah
423/1000 penduduk. Penyakit diare ini
menjadi penyebab kematian di Indonesia nomor 4 (13,2 %) pada semua umur dalam
kelompok penyakit menular, penyebab kematian kedua pada balita, nomor tiga pada
bayi, dan nomor lima pada semua umur. Diare umumnya bisa sembuh sendiri, tetapi
juga bisa menyebabkan kematian jika dibiarkan dan terjadi dehidrasi berat.
Mitos atau Fakta Tentang Diare di Masyarakat
Tentunya
karena diare adalah penyakit yang akrab dengan masyarakat, banyak sekali yang
menjadi mitos dan fakta seputar diare. Saya akan berbagi seputar mitos dan
fakta berdasarkan dari cerita-cerita beberapa orang yang saya temui di tempat
kerja
1. "Mbak
Diah, apakah benar diare dapat menyebabkan kematian?"
Jawabannya
ini fakta. Diare yang terjadi secara terus menerus dan tidak segera diterapi
bisa menyebabkan dehidrasi berat, hal ini akan menyebabkan fungsi dari sel
menurun hingga ke fungsi jantung dan otak
2. "Mbak Diah, apa benar makan
sembarangan adalah satu-satunya penyebab diare?"
Ini
mitos. Karena makan sembarangan bukan satu-satunya penyebab diare, diare bisa
saja terjadi karena alergi makanan tertentu, alergi susu sapi, atau hal
lainnya.
3. "Mbak
Diah, apakah mandi terlalu sore menyebabkan perut kembung dan diare?"
Jawabannya
ini mitos. Mandi terlalu sore bukan penyebab diare. Penyebab diare
bermacam-macam bisa dari kuman, bakteri, virus, parasit.
4. "Mbak,
apa benar diare itu menular?"
Jawabannya
ini fakta, diare memang bisa menular. Penularannya bisa terjadi karena tangan
kita yang terkontaminasi virus ataupun bakteri dari kotoran penderita, untuk
menghindarinya bisa dengan mencuci tangan.
Bagaimana Penyakit Diare Dekat dengan Kehidupan Saya
Penyakit
diare ini adalah penyakit yang setiap hari saya jumpai dengan penyebab yang
berbeda. Yang paling sering adalah karena makan makanan pedas, makan di
sembarangan tempat. Tapi, sebenarnya apa saja sih penyebab diare ?
1.
Infeksi yang disebabkan bakteri, parasit,
virus
2. Diare juga bisa disebabkan konsumsi
obat-obatan tertentu, antibiotik, asetaminofen/paracetamol, obat laksatif, kemoterapi, dan
obat golongan antasida.
Contoh ceritanya adalah ada beberapa
pasien yang menggunakan obat laksatif (pelancar BAB) yang tidak sesuai dengan
takaran, akhirnya malah menjadi diare.
3.
Konsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri
Ini adalah masalah yang paling akrab
dengan kehidupan kita, biasanya karena jajan makanan sembarangan yang kita
tidak tahu bagaimana kualitas kebersihannya.
4.
Travelling
ke negara dengan sanitasi lingkungan dan kebersihan air yang buruk
Pernah dengar dari beberapa teman
yang hobi jalan-jalan, karena penyesuaian di suatu tempat atau dengan
makanannya malah jadi diare.
5.
Pasien dengan HIV positif atau AIDS
Kebanyakan terjadi karena efek obat
antiretroviral.
Tidak
hanya bertemu dengan pasien-pasien tersebut, suami saya juga sensitif dengan
penyakit ini. Suami saya adalah tipe yang makan sambal sedikit,
bisa jadi diare kecuali sambal buatan orang rumah. Kadang kegiatan kantor,
membuat suami harus ikut makan di luar dan ikut makan sambal dan ujung-ujungnya
terjadilah diare. Selain mungkin karena higienitasnya tidak terjamin, sambal
memang bisa mengiritasi saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang telah
teriritasi menyebabkan makanan bergerak dengan cepat dan terjadilah diare. Kalau
sudah begini, hal yang bisa dilakukan adalah menghindari konsumsi makanan
tersebut, makanan berlemak dan berminyak. Tapi, jika hal tersebut sudah
terlanjur terjadi yang perlu selalu saya persiapkan sebagai seorang istri
adalah pertolongan pertama untuk diare.
Tips Atasi Diare dengan Tepat & Benar Beserta Pencegahannya
Jadi
berdasarkan apa yang saya tahu, tujuan dalam mengatasi masalah diare adalah mencegah
gangguan keseimbangan cairan elektrolit-asam dan basa, barulah kemudian
mengatasi gejala simtomatik lainnya.
Mencegah lebih baik
daripada mengobati, begitu seharusnya. Agar tidak terjadi diare, kita perlu
mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya diare dengan langkah-langkah
berikut:
· Sebaiknya mencuci tangan sebelum makan,
karena mencuci tangan adalah salah satu cara memutus rantai penyakit
· Jika kita sudah tidak yakin kebersihan
makanan dan minuman di suatu tempat, lebih baik dihindari. Jadi kalau hati
sudah tidak sreg, tidak perlu bandel deh. Semua butuh keyakinan dalam memilih.
· Pilihlah bahan makanan yang masih segar
· Menyimpan makanan dan bahan makanan di tempat
yang bersih seperti kulkas
Lalu bagaimana kalau
sudah terjadi dan belum sempat mencegah. Nah, ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk atasi diare
1.
Perbanyak konsumsi cairan supaya tidak
dehidrasi
Hal
pertama yang paling sering saya edukasikan dari banyaknya kasus diare yang saya
temui adalah jangan sampai dehidrasi dengan perbanyak cairan. Cairan yang
dimaksud bisa air putih, atau lebih baik lagi oralit. Nah, untuk ibu-ibu yang
butuh oralit cepat padahal tidak ada stock oralit siap pakai. Kita bisa membuat
oralit sendiri di rumah dengan menggunakan campuran air gula dan garam, bisa
dengan melarutkan satu sendok gula dan seperempat sendok garam ke dalam 200 ml
air hangat atau untuk 1000mL hanya tinggal dikali empat takarannya. Catatan yang
perlu diketahui, ini hanya bisa digunakan 24 jam jika sudah lewat dari itu lebih
baik membuat cairan gula garam baru. Poin penting lainnya adalah hindari
konsumsi kafein ataupun alkohol selama diare, karena akan meningkatkan jumlah
cairan yang keluar.
2.
Mengubah pola makan
Selama
diare bisa mengonsumsi makanan semi padat dan rendah serat secara bertahap
hingga kembali nomal. Dan usahakan hindari makanan tertentu, seperti produk
susu, makanan berlemak, tinggi serat, makanan yang pedas.
3.
Menggunakan obat antidiare yang bisa
didapatkan bebas di apotek dan toko obat
Pasien
datang ke apotek, tentu saja selalu dengan “mbak,
saya butuh obat diare dong”. Dengan banyak penggalian pertanyaan kepada
pasien, barulah saya memberikan pilihan obat, walaupun terkadang pasien yang
datang sudah memiliki pilihan obat sendiri. Ada banyak sekali obat diare yang
memiliki mekanisme kerja obat yang berbeda-beda. Nah, ada obat yang memiliki
mekanisme memperlambat gerakan usus dan membantu supaya bisa terjadi
penyerapan. Ada juga yang memiliki mekanisme kerja mengeraskan feses dengan
menyerap zat-zat yang tidak berguna. Nah, kasus keracunan alangkah baiknya
tidak diberikan terapi antidiare dengan mekanisme kerja memperlambat gerakan
usus dan membantu penyerapan. Karena racun yang ada sebaiknya dikeluarkan,
bukan diserap ke dalam tubuh. Lalu kapan bisa menggunakan antibiotik?
jawabannya adalah penggunaan obat ini harus dengan resep dokter dan jika diare
dalam 1-2 hari tidak ada perkembangan, maka sebaiknya konsultasi ke dokter.
Obat-obat bebas antidiare yang bisa didapatkan di apotek hanyalah pertolongan
pertama.
Entrostop, Say Bye to Diare!
Sebagai
seorang istri tentunya saya harus mampu menjadi pertolongan pertama untuk
penyakit diare, jika hal tersebut terjadi di keluarga saya. Bukan hanya
memberikan solusi pada pasien di tempat kerja, tapi malah melalaikan yang ada
di rumah. Semuanya harus berjalan beriringan dan adil. Seperti yang saya
ceritakan, yang paling sering mengalami diare di rumah adalah suami saya. Nah,
tentu saja karena hal tersebut di rumah selalu saya sediakan obat diare ringan
yang bisa didapatkan di apotek secara bebas tanpa resep dokter.
Entrostop
adalah obat yang sudah saya kenal, bahkan jauh sebelum saya terjun di dunia
obat-obatan dan menjadi seorang istri. Obat ini sudah selalu siap sedia oleh
ibu saya di rumah sejak dulu. Selain, terapi cairan yang merupakan terapi utama
dalam diare, saya juga menyediakan obat Entrostop ini di rumah sebagai salah
satu obat pertolongan pertama diare. Selain bisa menjadi salah satu obat yang
bisa kita sediakan di rumah, baiknya lagi entrostop memiliki pilihan untuk anak
dan dewasa. Entrostop dengan bentuk sediaan tablet dengan kandungan attapulgite
dan pectine ini memiliki cara kerja dapat menyerap racun/bakteri penyebab diare
dan mengurangi frekuensi BAB serta memperbaiki konsistensi feses yang encer. Cara
penggunaannya untuk dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun adalah langsung 2
tablet setiap setelah BAB, dengan jumlah maksimum 12 tablet per hari. Sedangkan
untuk anak-anak 6-12 tahun bisa mengonsumsi 1 tablet setiap setelah BAB, jumlah
maksimum perhari adalah 6 tablet. Dan saya tidak perlu khawatir lagi, jika
nanti saya punya anak pertolongan pertama untuk diarenya bisa ditambahkan juga
dengan entrostop anak. Entrostop anak ini tentu saja aman untuk anak-anak
karena kandungannya adalah ekstrak daun jambu, teh dan jahe dalam bentuk
sediaan cair dan kemasannya sachet. Bisa digunakan pada anak mulai dari 6
tahun, dengan aturan pakai tiga kali sehari 1 sachet. Atau jika orang dewasa
yang ingin konsumsi dalam bentuk cair karena praktis juga boleh, aturan pakainya adalah tiga
kali sehari langsung 2 sachet. Obat
ini bisa digunakan pada wanita hamil dan menyusui, juga bisa dikonsumsi sebelum
ataupun sesudah makan, tetapi jika sudah 48 jam tidak ada perbaikan maka segera
konsultasikan ke dokter. Karena obat ini tidak boleh digunakan lebih dari dua
hari.
Tentu
saja hal yang harus saya perhatikan ketika diare itu datang di keluarga saya
adalah jangan sampai kehilangan cairan, kemudian barulah mengobati gejala simtomatik
lainnya dengan obat-obatan tersebut. Jadi, obat-obatan seperti entrostop ini
adalah hal yang wajib disediakan di rumah. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum kondisi menjadi parah, lebih baik ditangani
dengan penanganan yang tepat. Dan jika tidak ada perubahan, saya
sebagai Agen Keluarga Sehat Indonesia dan Istri Cerdas harus sigap meminta
pertolongan dokter.
Share juga dong di kolom komentar, cerita bagaimana kalian mengatasi diare jika penyakit tersebut terjadi di keluarga kalian.
5 komentar
Kemarin sempat kena diare yang sukses bikin lemas. Kuusahain minum air putih yang banyak sih sama minum obat dari apotek
BalasHapusIya mbak , penting banget cairan kalo lagi diare gitu biar nggak dehidrasi 😊
HapusKalau pas diare, badan rasanya sakit semua ya jadi lemes. Buatku penting punya stok obat diare
BalasHapuspenting punya stok obat diare mbak, dan jangan lupa perhatikan cairannya :)
HapusAku juga cocoknya pake entrostop ini, tapi kalo nggak ada minum yakult sama jus jambu. Langsung mendingan.
BalasHapusdini@sejenakberceloteh.com
Terima kasih sudah membaca tulisan di blog ini. Silahkan beri komentar ataupun kritik yang membangun supaya tulisan saya menjadi lebih baik